Kamis, 15 Desember 2011

Manusia dan Keindahan

Selama ini kita selalu mengasosiasikan kata ‘keindahan’ dengan hal yang bagus dan baik. Walaupun ketika mendengar kata ini bayangan yang muncul di benak setiap individu berbeda, namun satu yang pasti  menyamakannya: keindahan adalah suatu hal yang positif.
Keindahan memang adalah sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat kita rasakan dan bersifat universal. Kita merasakan suatu ketenangan dan ketentraman jiwa ketika melihat hal tersebut. Keindahan ini memang dapat kita maknai setelah kita menghubungkannya dengan suatu bentuk yang nyata atau sesuatu yang dapat kita tangkap oleh panca indera, seperti lukisan, pemandangan alam, karya seni, dan lain sebagainya. Yang dimaksud bersifat universal di sini adalah keindahan bersifat menyeluruh. Keindahan memang relatif, ada yang menganggap suatu hal indah namun belum tentu orang lain menganggapnya demikian. Hal ini dapat terjadi karena pengetahuan setiap orang mengenai nilai estetik berbeda-beda sehingga akan menciptakan standar keindahan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki standar yang tinggi, ada juga yang rendah. Ini yang kita sebut selera perorangan. Namun yang dimaksud keindahan bersifat menyeluruh adalah keindahan milik setiap orang dan setiap orang dapat bebas menentukan mana yang indah bagi dirinya.  
Keindahan juga tidak lepas dari yang kita sebut dengan nilai estetik. Selain itu, keindahan juga berhubungan dengan nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai intrinsik adalah yang terkandung pada benda atau sesuatu itu, sedangkan nilai ekstrinsik merupakan nilai yang berasal dari luar benda atau seusatu tersebut, misalkan kegunaan dan manfaat dari benda itu.
Ketika kita sedang membicarakan keindahan, kita tidak juga lepas dari yang namanya kontemplasi dan ekstansi. Jika kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah, maka ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Jadi, kontemplasi adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan dan ekstansi adalah faktor pendorong untuk menikmati keindahan.  
Selera orang memang berbeda-beda dan tidak dapat dipaksakan, namun yang lebih indah lagi jika kita saling menghargai dan menghormati pendapat dan selera orang yang berbeda-beda itu. J


http://anoeno.wordpress.com/2011/03/21/manusia-dan-keindahan-ilmu-budaya-dasar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar