Wirausaha adalah seseorang yang
bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankankegiatan
usahanya atau bisnisnya. Seorang wirausaha bebas merancang, menentukan,
mengelola dan mengendalikan semua usahanya. Seseorang yang memiliki jiwa dan
sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu
ke waktu, seorang wirausaha selalu meningkatkan usahanya. Ia selalu berkreasi
dan berinovasi tanpa henti karena dengan berkreasi dan berinovasilah semua
peluang dapat diperolehnya.
Pada hakekatnya, semua orang
memiliki jiwa seorang wirausaha, yang artinya semua orang bisa menjadi
wirausaha. Akan tetapi, tidak semua orang bisa menjadi wirausaha yang dapat
dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, faktor
lingkungan, dan sebagainya. Faktor ekonomi yang dapat menyebabkan seseorang
tidak bisa menjadi seorang wirausaha dapat berupa ketidakadaannya dana untuk
membangun sebuah usaha sehingga menghambat orang tersebut tidak berwirausaha.
Faktor lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak bisa menjadi seorang
wirausaha adalah karena masyarakat yang tidak mendukung berjalannya sebuah usaha
yang dimiliki oleh orang tersebut. Faktor lain yang dapat menyebabkan orang
tidak bisa menjadi wirausaha adalah faktor dari dalam diri orang tersebut, yang
dapat berupa kurangnya minat atau keberanian dari dalam diri seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha. Karena untuk menjadi seorang wirausaha, kita harus
siap untuk gagal. Dan hal tersebutlah yang jarang dimiliki oleh masyarakat pada
umumnya.
Keengganan masyarakat untuk
mendirikan sebuah usaha menjadikan mereka ketergantungan terhadap orang lain. Mereka
lebih menyukai bekerja pada orang lain dan dibayar oleh orang lain daripada
bekerja untuk diri sendiri dan mempekerjakan orang lain. Padahal, negara-negara
berkembang seperti negara Indonesia sangat membutuhkan orang-orang yang
mempunyai jiwa wirausaha untuk mengurangi masalah terbesar di Indonesia, yaitu
pengangguran.
Berikut ini adalah beberapa
ciri-ciri atau karakteristik seorang wirausaha yang jarang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia.
1.
Memiliki
Rasa Percaya Diri
Entah karena
takut salah atau karena hal lain, masyarakat Indonesia masa kini menjadi tidak
memiliki kepercayaan diri. Hal tersebut terbukti saat mereka duduk dibangku
pendidikan. Saat ditanya oleh guru atau dosen, jarang diantara mereka yang
berinisiatif untuk mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan sang guru. Bahkan
beberapa diantara mereka lebih memilih ditunjuk daripada mengangkat tangan
mereka.
2.
Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
Maksudnya
adalah seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari
tugas yang dibebankannya. Dan sayangnya, masyarakat Indonesia sangat sedikit
yang memiliki sikap ini. Sebagian dari mereka menganggap enteng tugas-tugas
yang dibebankan padanya. Misalnya saja, bila seorang mahasiswa diberi tugas
yang akan dikumpulkan sampai hari Senin, ia akan mengumpulkan tugasnya pada
hari Minggu atau bahkan hari Senin.
3.
Berani
Mengambil Resiko
Sebagai
wirausaha yang baru, seseorang haruslah berani mengambil resiko dan menghadapi resiko apapun terhadap langkah
yang telah diambilnya. Seseorang pernah
berkata bahwa kita tidak akan pernah memulai sesuatu jika belum pernah mengalami
kegagalan.
Richard
Cantillon adalah orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal
abad ke-18. Ia mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung
resiko. Dalam mengambil tindakan, wirausaha hendaknya tidak didasari oleh
spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaan-nya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu
berani mengambil resiko yang moderat, yang artinya resiko yang diambil tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan
balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya.
Kemauan dan
kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, ‘seorang wirausaha yang berani
menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan menang
dengan cara yang baik. Wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah.
Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah
pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang
besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis.Wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah karena dianggap
tidak ada tantangannya, dan menghindari situasi resiko yang tinggi karena ingin
berhasil.
4.
Memiliki
Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat
dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau
pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak
bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, dan lebih menonjol.
Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk-produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan
sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk
mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian
dijadikan peluang. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk menggunakan
pengaruh tanpa kekuatan. Seorang wirausaha juga harus memiliki taktik mediator
dan negosiator daripada diktator.
5.
Keorisinilan
Keorisinilan
atau keaslian maksudnya bahwa orang yang ingin menjadi wirausaha mempunyai
ide-ide kreatif yang asli dan murni dari dirinya, bukan dari orang lain atau
hasil dari plagiarism. Namun
sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini tak mau berfikir dan
mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Dan karena hal tersebut, kebanyakan
masyarakat saat ini lebih menyukai menjiplak pendapat orang lain dan yang lebih
parahnya lagi, mereka bisa mengatasnamakan jiplakannya tersebut sebagai hasil
karyanya.
6.
Berorientasi
ke Masa Depan
Seorang
wirausaha harus mempunyai pandangan tentang masa depannya dan sangat bertekad
untuk meraih kesuksesan di masa depan. Seorang wirausaha haruslah bisa
memprediksi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang sangat dibutuhkan oleh mangsa
pasarnya di kemudian hari, tidak stuck hanya
memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Seorang
wirausaha hendaknya harus mampu menatap masa depan dengan lebih optimis.
Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang
yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan
jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
Kuncinya adalah pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dan tekun dalam mencari
peluang tantangan demi pembaharuan di masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu, ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
7.
Jujur
dan Tekun
‘Kejujuran dan ketekunan
merupakan kunci kesuksesan,’ begitulah pepatah mengatakan. Ternyata untuk
menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap
diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya. Tekun dalam mencari
ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam
merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang. Jika seorang wirausaha tidak
jujur dan tidak tekun, bisa dipastikan wirausaha tersebut tidak akan berhasil
dalam usahanya.
8.
Memiliki
Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli
mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement
motive). Menurut Gede Anggan Suhanda, motif berprestasi adalah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang
segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang
tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh
perhitungan.
5.
Menyukai tantangan dan melihat
tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diemban seorang wirausaha dirasa
sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
9.
Memiliki
Kreativitas Tinggi
Menurut Teodore
Levite, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir tentang hal-hal baru dan berbeda.
Oleh karena itu, menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu
yang baru atau berfikir tentang sesuatu yang lama dengan cara-cara yang baru.
Menurut Zimmerer dalam bukunya yang ditulis oleh Suryana (2003:24) dengan judul
bukunya ‘Entrepreneurship and The New Venture Formation’, mengungkapkan bahwa
ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang telah
lama dan berfikir tentang sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu,
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia
kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada
penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang
yang dihadapi setiap hari.
10. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha
yang handal tidaklah semudah yang dibayangkan. Namun, wirausaha juga tidak
sesulit yang dibayangkan oleh kabanyakan orang, karena walau bagaimanapun
setiap orang sedang dalam proses belajar berwirausaha. Setiap wirausaha harus
selalu berkreasi dan berinovasi agar usahanya tetap berkembang meski
menjamurnya saingan. Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah
untuk semua orang. Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau
sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai
manusia. Hal ini merupakan semacam ‘intuisi’ yang mendorong manusia normal
untuk bekerja dan berusaha. ‘Intuisi’ ini berkaitan dengan salah satu potensi
kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif yang dapat digunakan untuk berkreasi
dan berinovasi.
11. Selalu Memiliki Komitmen dalam
Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang
wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat
didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam
menjalankan usahanya tersebut, seorang wirausaha yang sukses terus memiliki
tekad yang menggebu-gebu dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan
usahanya. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang
ada. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya,
wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen
terhadap usaha dan pekerjaannya.
12. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
pada Orang Lain
Sesuai dengan
inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha
harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya
terutama dalam menciptakan peluang usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan
hal baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi
dengan kemampuannya.
13. Selalu Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu
juga menampung wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
bagi pelanggan/masyarakat.
14. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa
kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
memvisualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya
itu adalah merupakan kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha. Tanpa itu semua, seorang wirausaha tidak akan mendapat keberhasilan,
melainkan kegagalan.
Selain ciri-ciri, seorang
wirausaha juga menunjukkan sifat-sifat yang selalu ditunjukkan dalam kehidupan
sehari-harinya adalah sebagai berikut.
1.
Disiplin
Dalam melakukan
kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti
kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas
dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausaha meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas
pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausaha akan komitmen tersebut.
Seorang wirausaha harus taat pada azas yang berlaku. Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausaha memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja
yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausaha akan kesepakatan-kesepakatan yang
dibuatnya adalah contoh kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2.
Berkomitmen Tinggi
Komitmen adalah
kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif
(berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat
dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausaha terhadap orang lain terutama
konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen,
kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian
bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausaha yang teguh menjaga
komitmennya terhadap konsumen akan memiliki nama baik di mata konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaiitu memperoleh laba yang diharapkan.
3.
Jujur
Kejujuran merupakan
landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausaha. Kejujuran dalam
berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang
dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala
kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh seorang
wirausaha.
4.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausaha harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju,
penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah
ada di pasar selama ini. gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5.
Mandiri
Seseorang dikatakan
mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa adanya ketergantungan ddengan pihak
lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha. Pada prinsipnya seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya.
6.
Realistis
Seseorang dikatakan
realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai
landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan atau perbuatannya. Banyak seorang calon wirausaha yang berpotensi
tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausaha tersebut
tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena
itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan atau
sumbang saran yang berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
Dibawah ini adalah contoh sikap-sikap
yang akan ditunjukkan oleh seorang wirausaha dalam kehidupannya sehari-hari.
1.
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas,
dan optimisme.
2.
Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik, dan memiliki inisiatif.
3.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan
suka pada tantangan.
4.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat
bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5.
Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang
berorientasi pada masa depan.
7.
Memiliki keyakinan bahwa itu sama
dengan kerja keras.
Menurut Zimmerer, ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan kegagalan seorang wirausaha, diantaranya:
1.
Tidak
kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.
Kurang
berpengalaman. Baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
3.
Kurang
dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan
dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.
Gagal
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5.
Lokasi
yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.
Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
7.
Sikap
yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi
lebih besar.
8.
Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa ternyata mendirikan atau mempunyai
sebuah usaha atau bisnis tidaklah gampang dan tidak semua orang bisa
melakukannya. Tetapi, kita harus tetap yakin bahwa kita pasti mampu
melakukannya. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak?
Sumber:
http://puputseptiaherawati.blogspot.com/2013/04/karakteristik-wirausaha_28.html