Kamis, 29 Maret 2012

Tulisan Hak dan Kewajiban Warga Negara

Aku bukanlah orang penting. Aku bukanlah pengusaha kaya raya yang punya bisnis dimana-mana. Aku juga bukan presiden yang selalu dikawal oleh pria kekar berbaju hitam. Aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanya sebuah jalan beraspal penuh debu di tengah keruwetan lalu lintas Kota Jakarta.
Setiap hari selalu sama bagiku. Panas, bising, debu. Tidak ada yang menarik selain bunyi klakson yang dibunyikan para pengemudi bersahut-sahutan dan teriakan orang-orang yang berselisih karena kendaraannya tidak sengaja terserempet. Bukan pemandangan yang bagus.
Tubuhku sudah penuh lubang. Entah dari berapa tahun yang lalu. Tidak ada yang peduli padaku. Orang-orang yang lewat hanya bisa mengomel, gara-gara aku ban motor mereka jadi pecah. Mereka juga berkali-kali mengeluarkan komentar yang sama, kenapa pemerintah tidak segera memperbaiki aku? Bukankah mereka sudah membayar pajak? Bukankah mereka sudah pantas untuk mendapatkan hak mereka, yaitu mendapat fasilitas umum yang memadai?
Pertanyaan orang-orang itu selalu sama. Selalu diulang dari hari ke hari. Namun tidak pernah mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan mereka itu. Sampai mereka bosan dan hanya gerutuan saja yang mereka keluarkan.
Aku memang hanya sebuah jalan beraspal, jalan beraspal yang penuh dengan debu dan juga lubang. Aku juga sama seperti orang-orang itu. Mereka semua menginginkan jalan yang mulus dan juga baru. Aku juga. Aku juga ingin tubuhku kembali seperti baru dan tidak terdengar omelan dari orang-orang itu lagi. Aku sudah lelah disalahkan terus.
Mereka mengaku telah menjadi warga negara yang baik, yang patuh, dan tidak pernah lupa membayar pajak. Mereka mengaku telah menjalani kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia dengan baik. Dan mereka hanya menginginkan mereka mendapat hak mereka sebanding dengan kewajiban yang telah mereka lakukan.
Namun apakah mereka telah menjalani kewajiban mereka dengan benar-benar baik? Di manakah orang-orang yang seharusnya memenuhi hak mereka sebagai warga negara Indonesia? Apakah orang-orang itu masih ingat bahwa mereka masih punya janji yang harus mereka tepati? Janji untuk memberikan jalan yang terbaik bagi para pengguna jalan ini. Apakah janji mereka sudah mereka lupakan?
Aku tidak tahu. Dan aku juga tidak perlu tahu. Aku hanya ingin berbagi kisah mengenai cerita di atas jalan penuh lubang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar