Rabu, 16 November 2011

Manusia dan Cinta Kasih

Cinta. Setiap hari dalam kehidupan kita, pastilah kita akan mendengar kata ini. Setiap hari kita mendengar lagu cinta, menonton cerita cinta, membaca puisi cinta, bahkan tak jarang dari bibir kita keluar kata ‘Aku cinta kamu’. Intinya, cinta merupakan hal yang terlampau wajar bagi kehidupan manusia.
Tapi tahukah kita makna dari cinta? Mengapa ada istilah cinta monyet, cinta lokasi, cinta pada pandangan pertama, cinta sejati, bahkan cinta tak terbalas. Apa juga beda dari cinta dan sayang? Benarkah kita mencintai orang-orang yang kita bilang kita cinta?
Menurut Wikipedia, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Dalam bayangan kebanyakan dari kita, cinta hanya dapat ditujukan pada lawan jenis. Padahal cinta sendiri bisa ditujukan terhadap keluarga, teman-teman, nusa dan bangsa, dan yang paling tinggi adalah cinta terhadap Tuhan. Teman-teman juga sering dengar istilah narsis kan? Narsis sendiri juga bisa diartikan sebagai bagian dari cinta, yaitu cinta terhadap diri sendiri.
Selanjutnya lagi, ada perbedaan penggunaan kata cinta dan sayang. Pengertian dari cinta dan sayang memang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang menyebutkan bahwa sayang datang lebih dahulu dari cinta, sehingga cinta sudah pasti sayang, sedangkan kalau sayang belum tentu cinta. Intinya, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih atau sayang merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintainya.
Makna cinta juga sangat berbeda dengan nafsu. Kalau nafsu lebih bersifat jasmaniah dan menuntut, maka cinta lebih bersifat rohaniah dan memberi dengan tulus.
Cinta yang benar juga selalu mengandung unsur pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Tidak ada sama sekali unsur pemaksaan dan pemanfaatan dalam cinta. Cinta itu adalah menerima ‘apa adanya’ bukan ‘ada apanya’.
Sedangkan menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikan berarti perasaan hanya untuk orang yang dicintai dan segala prioritas hanya untuk si dia, keintiman berarti seakan-akan tidak ada jarak di antara kedua pasangan tersebut, dan kemesraan yaitu rasa ingin membelai dan dibelai dan ucapan-ucapan yang menyatakan sayang.
Ada juga cinta yang salah, yaitu yang menyalahi kodrat kita seperti cinta romantis terhadap orang tua, saudara, anak, terhadap sesama jenis atau yang biasa kita kenal dengan istilah homoseksual atau lesbi. Selain itu, ada juga macam cinta yang tidak tulus, seperti cinta karena nafsu, cinta karena harta, cinta karena kasihan, cinta karena paksaan, dan cinta karena balas dendam. Biasanya hubungan percintaan seperti ini tidak akan bertahan lama, atau berhenti setelah maksud jelek si pelaku tersampaikan.
Pada dasarnya, cinta dan sayang dapat diartikan berbeda oleh masing-masing individu. Namun yang terpenting, cinta janganlah dijadikan alasan untuk melakukan perbuatan yang menyalahi aturan, baik di mata hukum atau agama. Karena cinta sama sekali tidak mengakibatkan kerugian, namun malah membawa kebahagiaan bagi orang yang merasakannya. :)

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar