Nama : Anandya Deasyandra
NPM : 37411761
Kelas : 4 ID04
RESENSI
JURNAL PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO TS 16949 DALAM PERAKITAN BOLT HUB DI POROS PENGGERAK TOYOTA AVANZA PADA PT.
XYZ
PT.
XYZ adalah sebuah perusahaan yang memproduksi spare parts yaitu propeller
shaft dan rear axle. Pada proses
produksi rear axle, terdapat poros
penggerak yang akan dirakit dengan bolt
hub untuk jenis Toyota Avanza. Namun, pada perakitan tersebut terdapat
banyak jenis kecacatan. Maka dari itu, penerapan sistem manajemen mutu
berbasiskan ISO dan sertifikasinya khususnya ISO TS 16949 sangat tepat
dilakukan pada PT tersebut. Tujuan dari penerapan ISO tersebut adalah agar mutu
produksi sesuai harapan dan kebutuhan konsumen. Penerapan ISO 16949 di PT. XYZ baru
dijalankan sejak tahun 2009.
Menurut
SNI 19-9000:2000, kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang
inheren dalam memenuhi persyaratan. Kualitas dari suatu produk dilihat dari 4
dimensi utama, yaitu kinerja, keandalan, performansi, dan kesesuaian. Kualitas
dari sudut pandang konsumen dan produsen berbeda, dimana konsumen lebih melihat
dengan kebutuhan dan penggunaan sementara produsen lebih melihat kesesuaiannya
dengan standar. Standar inilah yang disesuaikan dengan tiap jenis perusahaan.
Secara
prinsip, ISO/TS-16949 berisikan persyaratan untuk membangun sistem manajemen
mutu dan persyaratannya mengambil persyaratan ISO-9001. Perbedaannya ISO-9001
adalah sebuah standard sementara ISO/TS-16949 adalah technical specification dilihat dari bentuknya.Selain itu, ISO/TS-16949
sudah dikhususkan untuk organisasi atau perusahaan yang bergerak dalam bidang
otomotif.
Beberapa
manfaat tambahan dari penerapan ISO/TS-16949 adalah untuk menurunkan pemborosan
dan menurunkan variasi produk. Penurunan pemborosan didapat dari penurunan
produk yang gagal, proses yang tidak lancar, pengaturan lay-out, dan tingkat stok berlebih. Pengendalian variasi produk dilakukan
dengan menggunakan statistical process
control. Semua hal tersebut diatur dalam ISO/TS-16949.
Selain
manfaat tambahan, terdapat beberapa persyaratan tambahan dibandingkan ISO-9001
yaitu:
1.
Penetapan sasaran dan target
2.
Penetapan kepuasan pelanggan
3.
Perbaikan terus-menerus
4.
Analisis Data
5.
Memastikan kesesuaian dengan persyaratan
dan peraturan perundangan
6.
Tinjauan manajemen dilakukan untuk
memonitor sasaran mutu yang stategis dan kinerja sistem.
7.
Verifikasi proses
8.
Penetapan dan pemeliharaan Plant,
Peralatan, dan Fasilitas
9.
Review efektivitas dari pelatihan
Sebagai tambahan, TS
16949 adalah Technical Specification
nomor 16949 yang dikeluarkan oleh badan ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk
industri otomotif. TS 16949 dibuat oleh International Automotive Task Force
(IATF) dan Japan Automobile Manufacture Association Inc (JAMA) dengan dukungan
suatu komite dari ISO, yaitu komite ISO/TC 176. ISO/TS 16949 menggantikan
QS9000 dan quality system lainnya yang disyaratkan oleh masing-masing industri
otomotif. Dengan adanya penggabungan quality management system dari berbagai
industri otomotif ini, suatu industri otomotif cukup menerapkan satu quality
system meskipun memproduksi produk untuk berbagai customer.
Keuntungan dari TS 16949 :
1.
Perbaiki kualitas produk dan proses
2.
Dapat menerapkan teknik terbaik dari
industri otomotif secara keseluruhan.
3.
Menambah keyakinan untuk mengembangkan
sampai ke dunia internasional.
4.
Menyediakan pendekatan sistem mutu
global untuk mengembangkan vendor dan memastikan konsistensinya
5.
Mengurangi variasi dan meningkatkan
efisiensi
Berikut adalah 8 Prinsip dari ISO TS
16949 :
a. Prinsip 1 Kepuasan Pelanggan
b. Prinsip 2 Kepemimpinan
c. Prinsip 3 Melibatkan Orang-orang
d. Prinsip 4 Proses Pendekatan
e. Prinsip 5 Pendekatan Peningkatan
System Manajemen terus menerus
f. Prinsip 7 Berdasarkan Fakta untuk
Pengambilan Keputusan
g. Prinsip 8 Saling Menguntungkan
Hubungan Penyalur
Penerapan ISO TS 16949
pada PT. XYZ dapat dilihat pada instruksi kerja yang dibuat di bagian produksi.
Instruksi kerja tersebut adalah:
1.
memperhatikan lampu indikator yang
menyala sesuai dengan tipe untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
pengambilan part,
2.
mengambil poros penggerak sesuai lampu
indicator agar tidak terjadi ketidaksesuaian dengan housing yang akan dirakit
3.
mematikan lampu indikator
4.
Mengambil bolt hub (10 buah untuk IMV
dan L300, 12 buah untuk TBR 54 100) kemudian dipasang sesuai dengan tipe
5.
Memasang poros penggerak pada lower jig
kemudian press bolt hub.
6.
Mengangkat poros penggerak ke meja
station kemudian ambil 2 pieces outer bearing dan pasang pada poros penggerak
RH dan LH. Hal yang harus diperhatikan yaitu memastikan outer bearing dengan
tipe dan dipasang dengan benar untuk mencegah kecacatan saat dirakit.
7.
Ambil 2 pieces bearing dan pasang pada
axle.
8.
Memasang IRB pada kedua poros penggerak
khususnya model CJM dan CJ. L300. TBR (yang tidak dioven)
Hasil dari penelitian
yang dilakukan pada proses perakitan poros penggerak dengan bolt hub di PT. XYZ
diketahui bahwa kecacatan yang sering terjadi dalam jumlah belasan, namun pada
tingkat kecacatan yang paling tinggi ada beberapa faktor. ISO 16949 telah
diterapkan sejak tahun 2009, namun proses aktual di lapangan belum sesuai
dengan ISO 16949. Pada perakitan bolt hub tersebut, terdapat standar pada
instruksi kerja sesuai dengan ISO 16949, namun instruksi pekerjaan masih belum
diperbaharui. Tindakan perbaikan dan pencegahan yang ada dibuat untuk
menurunkan tingkat kecacatan yang terjadi, sehinga proses perakitan akan lebih
cepat dan menghasilkan produk sesuai dengan target yang direncanakan. Perbaikan
terus menerus dilakukan dengan cara memantau sumber daya manusia, material,
mesin, metode dan lingkungan.
Sumber:
Isabella, Syarifanti. 2011. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO TS 16949
Dalam Perakitan Bolt Hub di Poros Penggerak Toyota Avanza pada PT. XYZ.
Jurnal, Teknik Industri, Universitas Gunadarma.