Foto: Hana Sugandi (pasangmata.com)
Kabut asap yang terjadi di Riau pada bulan Maret
kemarin ternyata mampu menarik perhatian banyak pihak. Peristiwa kabut asap di
Indonesia memang bukan kali pertama ini terjadi. Awal permasalahannya memang
serupa, karena disebabkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Tangan-tangan nakal yang sengaja melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan
demi keuntungan pribadi semata.
Hutan dan lahan kosong di Indonesia, terutama di pulau
Jawa dan Sumatera memang semakin menipis. Indonesia dahulu terkenal dengan
julukan zamrud khatulistiwa karena hutan tropisnya yang terbentang dari ujung
barat hingga timur. Namun sayangnya akhir-akhir ini hutan yang masih tersisa
malah sengaja dihancurkan oleh masyarakat sekitar. Dan ketika ulah orang-orang
tersebut membawa dampak buruk pada warga, yang terjadi adalah saling salah
menyalahkan.
Berdasarkan berita dari web bbc.co.uk, pada hari Jumat
tanggal 14 Maret 2014 terjadi demo dari ratusan mahasiswa dan dosen di Pekanbaru
yang menuntut Presiden SBY untuk langsung turun tangan menangani kabut asap
tersebut. Tindakan yang kurang dewasa menurut saya, karena pihak yang
bertanggung jawab langsung pada masyarakat bukanlah Presiden.
Menurut berita pada tanggal 20 Maret 2014, satuan
tugas penegakan hukum dan polda Riau akhirnya menangkap 71 tersangka yang
merupakan masyarakat, aparat desa, pemilik modal, ketua adat suku, kelompok
tani, dan korporasi. Motif pembakaran hutan tersebut ternyata adalah masalah
ekonomi. Alasan yang sangat egois mengingat dampak yang dihasilkan merugikan
orang banyak.
Akibat pembakaran hutan ilegal ini salah satunya
adalah terganggunya penerbangan di Bandara Pekanbaru sehingga menghasilkan
kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Sejumlah penerbangan terpaksa dialihkan
ke bandara lain atau kembali ke rute asal. Namun masalah kerugian yang dialami
akibat penerbangan yang terganggu ini belum seberapa jika melihat dampak yang
dihasilkan bagi kesehatan warga. Menurut data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU),
kualitas udara di sebagian daerah di Riau sudah termasuk ke dalam kategori
berbahaya (Hazardous) yang berdampak buruk bagi kesehatan pernapasan manusia.
Lebih dari 20.000 orang menderita infeksi saluran pernapasan akut dan sekitar
40.000 orang didata menderita penyakit lain seperti pnemonia, asma, iritasi
mata, dan kulit.
Bukan hanya dampak jangka pendek saja yang dapat
merugikan masyarakat, namun juga dampak panjangnya yang ternyata lebih parah
lagi. Para ahli memperkirakan dalam 10 tahun ke depan akan terjadi ledakan
kasus pennyakit paru berat di Riau dan sekitarnya, yang diakibatkan kabut asap
yang terjadi setiap tahun. Selain itu, penyakit yang kemungkinan besar muncul
adalah bronkitis akut serta Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang dapat mengakibatkan
gagal napas dan kanker paru. Penyakit-penyakit ini harus diwaspadai karena
dapat menyebabkan kematian.
Bukan hanya untuk manusia, tapi dampak buruk kabut
asap tersebut dapat berpengaruh pada kehidupan di bawah laut. Kabut asap dapat
mengurangi masuknya cahaya matahari sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis
terumbu karang. Bahkan jika dihitung dengan persentase, lebih dari 85% terumbu
karang di Singapura, Indonesia, dan Malaysia terancam.
Melihat semua dampak yang terjadi, sudah saatnya
sebagai warga Indonesia kita mulai peduli terhadap lingkungan. Janganlah
pikirkan uang namun pikirkan juga lingkungan sekitar. Karena kesehatan manusia
tidak ternilai harganya, begitu juga dengan keanekaragaman hayati di bumi ini.
Jangan sampai tindakan egois dari manusia merusak semuanya. Pemerintah daerah
seharusnya lebih memperhatikan masalah ini dan tidak melimpahkan semuanya pada
pemerintah pusat, karena masyarakat dan pemerintah daerah lebih tahu kondisi
wilayahnya. Dan ketika bencana sudah terjadi, sudah bukan waktunya lagi untuk
saling menyalahkan namun kejadian ini harusnya dijadikan pembelajaran untuk ke
depannya.
Sumber:
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/03/140320_riau_asap_kebakaran_tersangka.shtml
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/inilah-dampak-bencana-asap-riau
http://www.voaindonesia.com/content/bencana-asap-di-kawasan-riau-berpotensi-picu-kanker-paru-dalam-10-tahun-ke-depan-/1866432.html
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/03/140314_kabut_asap_riau_presiden_turun_tangan.html
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/studi-dampak-kabut-asap-pada-ekosistem-laut-ternyata-lebih-parah